Peran Kimia
Dalam Kehidupan, Hakikat Ilmu Kimia, Metode Ilmiah dan Keselamatan Kerja
Sumber : Buku Kimia Kelas X
Peran Kimia Dalam
Kehidupan
Seiring dengan perkembangan zaman yang
semakin pesat, baik dalam bidang informasi, komunikasi dan IPTEK. Ilmu kimia
juga semakin berkembang secara siknifikan, ini ditandai dengan digunakannya
ilmu kimia dalam produk-produk yang dihasilkan manusia, seperti : sabun,
detergen, pasta gigi, sampo, kosmetik, obat, dan produk-produk yang dibutuhkan
lainnya. Ilmu kimia juga sangat berpengaruh dan memiliki peran yang penting
dalam perkembangan ilmu lain, seperti : geologi, pertanian, kesehatan dan dalam
menyelesaikan masalah global.
Peran ilmu kimia untuk membantu
pengembangan ilmu lainnya seperti pada bidang geologi, sifat-sifat kimia dari
berbagai material bumi dan teknik analisisnya telah mempermudah geolog dalam
mempelajari kandungan material bumi; logam maupun minyak bumi.
Pada bidang pertanian, analis kimia
mampu memberikan informasi tentang kandungan tanah yang terkait dengan
kesuburan tanah, dengan data tersebut para petani dapat menetapkan
tumbuhan/tanaman yang tepat. Kekurangan zat-zat yang dibutuhkan tanaman dapat
dipenuhi dengan pupuk buatan, demikian pula dengan serangan hama dan penyakit
dapat menggunakan pestisida dan Insektisida.
Dalam bidang kesehatan, ilmu kimia cukup memberikan kontribusi, dengan
diketemukannya jalur perombakan makanan seperti karbohidrat, protein dan lipid.
Hal ini mempermudah para ahli bidang kesehatan untuk mendiagnosa berbagai
penyakit. Interaksi kimia dalam tubuh manusia dalam sistem pencernaan,
pernafasan, sirkulasi, ekskresi, gerak, reproduksi, hormon dan sistem saraf,
juga telah mengantarkan penemuan dalam bidang farmasi khususnya penemuan
obat-obatan
1. Di bidang pertanian
Ambil contoh ketika tumbuhan membutuhkan
air serta tanah yang subur. Namun dibidang pertanian modern, telah menggunakan
pupuk dan pestisida. manfaat pupuk untuk tumbuhan ialah Merangsang pertumbuhan
akar, batang dan daun serat Meningkatkan mutu dan jumlah hasil yang baik.
karena pupuk adalah senyawa kimia anarganik yang dijumpai di alam atau dibuat
manusia yang memiliki nilai hara langsung atau tidak langsung bagi tanaman.
Penggunaan pestisida dapat memusnahkan hama-hama, dan meningkatkan produksi
tumbuhan dengan cepat. namun dapat membahayakan bagi kesehatan manusia.
2. Di bidang kedokteran
Di bidang ini banyak dijumpai manfaatnya,
seperti obat-obatan yang membantu penyembuhan pasien, karena obat adalah hasil
dari penelitian dibidang kimia farmasi.
3. Di bidang pangan
Adanya komposisi pada makanan, yang
bermanfaat bagi manusia. penggunaan mikroorganisme/bakteri pada makanan, contoh
pembuatan kecap, tempe, dan yoghurt.
4. Di bidang
industri/pabrik
Penerapan ilmu Kimia di bidang industri,
ilmu Kimia seringkali sangat dibutuhkan. Mesin-mesin di industri membutuhkan
logam yang baik dengan sifat tertentu yang sesuai dengan kondisi dan
bahan-bahan yang digunakan. Seperti semen, kayu, cat, beton, dsb. dihasilkan
melalui riset yang berdasarkan ilmu Kimia. Kain sintetis yang Anda gunakan juga
merupakan hasil penerapan ilmu Kimia.
5. Di bidang Hukum
Manfaat di bidang hukum yaitu ketika
terjadi kejahatan-kejahatan ataupun pembunuhan, dengan begitu dibutuhkan sample
hasil tes DNA, yang menggunakan ilmu kimia.
6. peran Kimia dalam
Menyelesaikan Masalah Global
Ilmu kimia juga berperan dalam
menyelesaikan masalah global yaitu masalah yang dihadapi oleh seluruh dunia,
seperti yang menyangkut masalah dalam bidang lingkungan hidup, kedokteran,
geologi, biologi dan lain-lain, ataupun untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia
(SDM). Sebagai contoh, masalah global dalam hal lingkungan hidup dan krisis
energi
Bahan Bakar
Saat ini bahan bakar dunia, berupa
minyak bumi, batu bara, gas alam yang berasal dari fosil. Fosil merupakan
sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, karena fosil terbentuk dari
organisme yang terkubur beberapa jutaan tahun lalu. Bahan bakar tersebut akan
habis dan manusia harus dapat mencari sumber energi alternatif, untuk mengatasi
krisis enegri tersebut. Dalam hal ini ilmu kimia sangat berperan. Contoh sumber
energi alternatif misalnya alkohol, energi nuklir, geoternal (panas bumi) atau
energi matahari yang tak terbatas.
Teknologi Biogas
Ternak-ternak di pedesaan dapat
menimbulkan masalah lingkungan, karena kotorannya yang berserakan dapat
menimbulkan bau yang tidak enak, kotoran ternak juga merusak pemandangan di
desa, bahkan dapat menjadi sumber penularan penyakit. Dengan teknologi biogas,
permasalahan tersebut, dapat diatasi, dimana kotoran hewan tersebut diolah
hingga bermanfaat bagi manusia. Pembuatan biogas menggunakan bahan baku kotoran
hewan/ternak yang dibubur halus menjadi butiran kecil dan dicampur air. Hasil
teknologi biogas tersebut dapat digunakan sebagai sumber energi, misalnya untuk
lampu penerangan maupun untuk memasak
Program Langit Biru
Program Langit Biru artinya program yang
bertujuan untuk meminimalisasikan polusi udara akibat dari pemanfaatan energi.
Polusi udara tersebut diakibatkan dari emisi gas buang yang ditimbulkan dari
pemanfaatan energi. Transportasi merupakan salah satu penyebab polusi udara.
Emisi gas buang tersebut misalnya Karbon Monoksida (CO), Hidrokarbon, Nitrogen
Oksida, Sulfur dioksida, Timah hitam (Pb) dan debu. Jenis dan jumlah pencemaran
ini dipengaruhi oleh beberapa faktor jenis energi, jenis kendaraan, umur
kendaraan, ukuran mesin dan perawatan kendaraan tersebut.
Bahan Kimia dalam
Berbagai Produk
Perkembangan ilmu kimia yang siknifikan
mengakibatkan produk-produk yang dibutuhkan manusia juga menggunakan bahan
kimia. Banyak sekali produk-produk yang menggunakan bahan kimia antara lain:
1. Sabun
Sabun adalah surfaktan yang
digunakan dengan air untuk mencuci dan membersihkan. Sabun biasanya
berbentuk padatan tercetak yang disebut batang karena
sejarah dan bentuk umumnya. Penggunaan sabun cair juga telah meluas,
terutama pada sarana-sarana publik. Jika diterapkan pada suatu permukaan air,
sabun secara efektif mengikat partikel dalam suspensi mudah dibawa
oleh air bersih. Di negara berkembang, detergen sintetik telah
menggantikan sabun sebagai alat bantu mencuci atau membersihkan.
Banyak juga sabun yang merupakan
campuran garam natrium atau kalium dari asam
lemak yang dapat diturunkan dari minyak atau lemak dengan direaksikan
dengan alkali (seperti natrium atau kalium hidroksida) pada
suhu 80–100 °C melalui suatu proses yang dikenal dengan saponifikasi.
Lemak akan terhidrolisis oleh basa,
menghasilkan gliserol dan sabun mentah. Secara tradisional, alkali
yang digunakan adalah kalium yang dihasilkan dari pembakaran tumbuhan, atau
dari arang kayu. Sabun dapat dibuat pula dari minyak tumbuhan,
seperti minyak zaitun.
Kandungan utama sabun adalah
Na-karboksilat (RCOONa), sabun mandi dibuat dari campuran basa dengan minyak.
Umumnya basa yang digunakan adalah kalium hidroksida (KOH). Pada beberapa sabun
mandi ditambahkan sulfur yang berfungsi sebagai antiseptik. Garam mandi
merupakan zat aditif yang berfungsi memberi nilai tambah bagi sebuah peran
sabun mandi. Garam mandi umumnya mengandung garam-garam anorganik, minyak
esensial dan pewangi.
Sodium Lauryl Sulfate (SLS) adalah bahan
kimia berbahaya bagi kulit yang biasanya dapat ditemukan dalam produk-produk
seperti: pada pasta gigi dan sabun. Bahan kimia ini, merupakan salah satu bahan
pembersih surfaktan yang dapat mengangkat kotoran dan noda minyak. Bahan kimia
ini memiliki sifat sebagai bahan pembersih yang sangat kuat, dan biasanya bahan
kimia ini dicampur ke dalam produk pembersih karena memiliki kemampuan untuk
menghasilkan busa yang banyak.
Namun, meskipun memiliki kemampuan yang
kuat sebagai pembersih, Sodium Lauryl Sulfate (SLS) ini jika digunakan dalam
jangka waktu panjang, dapat mengakibatkan iritasi yang tinggi pada kulit. Dan
untuk jangka pendeknya mengakibatkan alergi, gatal-gatal, kulit kering serta
kemerahan. Efek samping ini dapat terlihat jelas pada orang yang memiliki jenis
kulit sensitive. Selain itu karena daya pembersihnya yang kuat, SLS ini dapat
mengangkat dan mengikis lemak yang sangat berguna bagi kulit. Padahal lemak
memiliki peran yang sangat penting bagi kulit karena dapat melindungi kulit
dari radikal bebas, sengatan sinar matahari dan juga hal-hal yang dapat
mengganggu kesehatan dan kelembaban kulit, seperti alergi dan iritasi.
2. Susu
Peneliti di London, menemukan dalam
segelas susu terdapat campuran hingga 20 macam bahan kimia. Campuran tersebut
mulai dari obat penghilang rasa sakit, antibiotik dan zat pertumbuhan hormon.
Menggunakan tes yang sangat sensitif,
mereka menemukan sejumlah bahan kimia yang digunakan untuk mengobati penyakit
pada hewan dan manusia, dengan menggunakan sample pada sapi, kambing, dan air
susu ibu.
Dosis obat pada bahan kima tersebut
memang kecil untuk berefek pada orang yang meminumnya. Tetapi, hasil tersebut
menunjukan bagaimana bahan kimia buatan manusia sekarang ditemukan di seluruh
rantai makanan. Bahkan, jumlah tertinggi penggunaan bahan kimia banyak
ditemukan dalam susu sapi.
Para peneliti percaya beberapa obat dan
promotor pertumbuhan diberikan kepada ternak guna mendapatkan susu melalui
pakan ternak yang telah terkontaminasi. Tim peneliti Spanyol dan Maroko
menganalisis 20 sampel susu sapi yang dibeli di Spanyol dan Maroko, bersama
dengan sampel susu kambing dan air susu ibu.
Kerusakan tersebut mereka publikasikan
dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry yang menyatakan bahwa susu
sapi mengandung sisa anti-inflamasi obat asam niflumic, asam mefenamat dan
ketoprofen. Biasanya digunakan sebagai obat penghilang rasa sakit pada hewan
dan manusia.
Tidak hanya itu, dalam susu tersebut
juga mengandung hormon 17 beta estradiol, suatu bentuk estrogen hormon seks.
Hormon terdeteksi pada tiga sepersejuta gram dalam setiap kilogram susu,
sedangkan dosis tertinggi asam niflumic kurang dari sepersejuta gram per kilogram
susu. Namun, para ilmuwan, yang dipimpin oleh Dr Evaristo Ballesteros, dari
University of Jaen di Spanyol, mengatakan,”teknik mereka bisa digunakan untuk
memeriksa keselamatan makanan jenis lain”.
3. Garam Dapur
Natrium klorida, juga dikenal
dengan garam dapur, atau halit, adalah senyawa kimia
dengan rumus molekul NaCl. Senyawa ini adalah garam yang
paling memengaruhi salinitas laut dan cairan
ekstraselular pada banyak organisme multiselular. Sebagai komponen
utama pada garam dapur, natrium klorida sering digunakan
sebagai bumbu dan pengawet makanan.
Sodium Chlorida atau Natrium Chlorida
(NaCl) yang dikenal sebagai garam adalah zat yang memiliki tingkat osmotik yang
tinggi. Zat ini pada proses perlakuan penyimpanan benih recalsitran
berkedudukan sebagai medium inhibitor yang fungsinya menghambat proses
metabolisme benih sehingga perkecambahan pada benih recalsitran dapat
terhambat. Dengan kemampuan tingkat osmotik yang tinggi ini maka apabila NaCl
terlarut di dalam air maka air tersebut akan mempunyai nilai atau tingkat
konsentrasi yang tinggi yang dapat mengimbibisi kandungan air (konsentrasi
rendah)/low concentrate yang terdapat di dalam tubuh benih sehingga akan
diperoleh keseimbangan kadar air pada benih tersebut. Hal ini dapat terjadi
karena H2O akan berpindah dari konsentrasi yang rendah ke tempat
yang memiliki konsentrasi yang tinggi. Hal ini merupakan hal yang sangat
menguntungkan bagi benih recalsitran, karena sebagaimana kita ketahui benih
recalsitran yaitu benih yang memiliki tingkat kadar air yang tinggi dan sangat
peka terhadap penurunan kadar air yang rendah. Kadar air yang tinggi
menyebabkan benih recalsitran selalu mengalami perkecambahan dan berjamur
selama masa penyimpanan atau pengiriman ketempat tujuan. Namun dengan perlakuan
konsentrasi sodium chlorida (NaCl) maka hal ini dapat teratasi.
4. Asam Cuka
Asam cuka atau asam asetat (acetic acid) adalah senyawa kimia organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam
dan aroma dalam makanan, selain dapat berfungsi juga sebagai pengawet bahan
makanan. Asam cuka encer merupakan golongan asam lemah yang paling aman bagi
tubuh. Selain dalam makanan, asam asetat encer juga sering digunakan sebagai
pelunak air dalam rumah tangga.
Selain digunakan dalam industri makanan
dan rumah tangga, asam asetat juga digunakan dalam industri produksi polimer
dan berbagai macam serat dan kain, dan industri obat-obatan. Asam asetat yang
digunakan dalam industri makanan haruslah asam cuka makan. Asam asetat encer,
seperti pada cuka, tidak berbahaya. Namun konsumsi asam asetat yang lebih pekat
berbahaya bagi manusia maupun hewan. Hal itu dapat menyebabkan kerusakan pada
sistem pencernaan, dan perubahan yang mematikan pada keasaman darah.
Komposisi utama cuka terdiri dari asam
asetat atau lebih dikenal asam cuka (acetic acid), juga mengandung asam amino
(amino acid), asam organik (organic acid), zat gula (saccharides), vitamin B1
dan B2. Cuka memiliki beberapa fungsi, antara lain: membasmi kuman,
menghilangkan racun dan bau amis. Ketika membuat ikan asinan, tambah sedikit
cuka akan hindarkan remuk dan busuk. Dalam pengolahan hidangan seafood mentah
seperti oyster dan kepiting laut, menggunakan cuka akan mampu membasmi kuman
dan hilangkan rasa amis dalam 10 menit.
Hakikat Ilmu Kimia
Nama ilmu kimia berasal dari bahasa
Arab, yaitu al-kimia yang artinya
perubahan materi, oleh ilmuwan Arab Jabir ibn Hayyan (tahun 700-778).
Ini berarti, ilmu kimia secara singkat dapat diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari rekayasa materi, yaitu mengubah materi menjadi materi lain. Secara
lengkapnya, ilmu kimia adalah ilmu mempelajari tentang susunan, struktur,
sifat, perubahan serta energi yang menyertai perubahan suatu zat atau materi.
Zat atau materi itu sendiri adalah segala sesuatu yang menempati ruang dan
mempunyai massa.
Susunan materi mencakup
komponen-komponen pembentuk materi dan perbandingan tiap komponen tersebut.
Struktur materi mencakup struktur partikel-partikel penyusun suatu materi atau
menggambarkan bagaimana atom-atom penyusun materi tersebut saling berikatan.
Sifat materi mencakup sifat fisis (wujud dan penampilan) dan sifat kimia. Sifat
suatu materi dipengaruhi oleh : susunan dan struktur dari materi
tersebut. Perubahan materi meliputi perubahan fisis/fisika (wujud) dan perubahan
kimia (menghasilkan zat baru). Energi yang menyertai perubahan
materi menyangkut banyaknya energi yang menyertai sejumlah materi
dan asal-usul energi itu.
Berfikir radikal merupakan awal lahirnya
kimia. Dahulu, ilmuwan menganggap secara radikal atau bebas tentang definisi
atom dan model atom. Pikiran radikal diperoleh dari dari kemauan dan kemampuan
suatu otak untuk memikirkan sesuatu yang abstrak ataupun empriris. Cara
berpikir radikal ini, mempunyai manfaat yang besar dalam perkembangan dunia kimia.
Salah satu mendorong ilmuwan untuk melakukan perenungan berpikir untuk
menemukan kelanjutan dari pikiran radikalnya. Banyak sekali muncul teori-teori
tentang atom yang yang diawali oleh berfikir yang pokok atau fundamental dari
fenomena dasar mengenai penyusun suatu materi.
Hakikat ilmu kimia adalah bahwa benda
itu bisa mengalami perubahan bentuk, maupun susunan partikelnya menjadi bentuk
yang lain sehingga terjadi deformasi, perubahan letak susunan, ini mempengaruhi
sifat-sifat yang berbeda dengan wujud yang semula.
Fakta yang terdapat di alam mempunyai
banyak hubungan dengan ilmu kimia. Dari ciri pemikiran filsafat yang telah
dipelajari mempunyai arti besar dalam menumbuhkan sikap kritis terhadap suatu
fakta. Sikap kritis ini merangsang otak untuk mengajukan berbagi pertanyaan
terhadap fenomena yang ada. Sebagai contoh : fakta kimia yaitu larutan
elektrolit dan non-elektrolit. Dari sikap kritis muncul pertanyaan : apa yang
menyebabkan larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik dan apa yang
menyebabkan larutan non-elektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik,
bagaimana ciri-ciri larutan elektrolit dan non-elektrolit, dan lain-lain.
Ilmu kimia diperlukan dan terlibat dalam
kegiatan industri dan perdagangan, kesehatan, dan berbagai bidang lain.
Kedepan, Ilmu Kimia sangat berperan dalam penemuan dan pengembangan material
dan sumber energi baru yang lebih bermanfaat, bernilai ekonomis tinggi, dan
lebih ramah lingkungan.
Konsep dasar Kimia merupakan kumpulan
beberapa hal penting yang akan dipelajari atau dibahas dalam Ilmu Kimia.
Beberapa hal yang termasuk dalam Konsep Dasar Kimia, antara lain adalah :
1. Tatanama
Tatanama kimia merujuk pada sistem
penamaan senyawa kimia. Telah dibuat sistem penamaan spesies kimia yang
terdefinisi dengan baik. Senyawa organik diberi nama menurut sistem tatanama
organik. Senyawa anorganik dinamai menurut sistem tatanama anorganik.
2. Atom
Atom adalah suatu kumpulan materi
yang terdiri atas inti yang bermuatan positif, yang biasanya mengandung proton
dan neutron, dan beberapa elektron di sekitarnya yang mengimbangi muatan
positif inti. Atom juga merupakan satuan terkecil yang dapat diuraikan dari
suatu unsur dan masih mempertahankan sifatnya, terbentuk dari inti yang rapat
dan bermuatan positif dikelilingi oleh suatu sistem elektron.
3. Unsur
Unsur adalah sekelompok atom yang
memiliki jumlah proton yang sama pada intinya. Jumlah ini disebut sebagai nomor
atom unsur. Sebagai contoh, atom yang memiliki 6 proton pada intinya adalah
atom dari unsur karbon, dan semua atom yang memiliki 92 proton pada intinya
adalah atom unsur uranium. Semua unsur kimia yang telah ditemukan dapat dilihat
pada tabel periodik unsur, yang mengelompokkan unsur-unsur berdasarkan
kemiripan sifat kimianya. Daftar unsur berdasarkan nama, lambang, dan nomor
atom dan nomor massa juga tersedia.
4. Ion
Ion atau spesies bermuatan, atau suatu
atom atau molekul yang kehilangan atau mendapatkan satu atau lebih elektron.
Kation bermuatan positif (misalnya kation natrium Na+) dan anion
bermuatan negatif (misalnya klorida Cl-) dapat membentuk garam
netral (misalnya natrium klorida, NaCl).
5. Senyawa
Senyawa merupakan suatu zat yang
dibentuk oleh dua atau lebih unsur dengan perbandingan tetap yang menentukan
susunannya. Sebagia contoh, air merupakan senyawa yang mengandung hidrogen dan
oksigen dengan perbandingan dua terhadap satu. Senyawa dibentuk dan diuraikan
oleh reaksi kimia.
6. Molekul
Molekul adalah bagian terkecil dan
tidak terpecah dari suatu senyawa kimia murni yang masih mempertahankan sifat
kimia dan fisik yang unik. Suatu molekul terdiri dari dua atau lebih atom yang
terikat satu sama lain. Contoh molekul adalah H2O yang dalam
kehidupan sehari-hari dikenal dengan air.
7. Zat Kimia
Suatu zat kimia dapat berupa suatu
unsur, senyawa, atau campuran senyawa-senyawa, unsur-unsur, atau senyawa dan
unsur. Sebagian besar materi yang kita temukan dalam kehidupan sehari-hari
merupakan suatu bentuk campuran, misalnya air, aloy, biomassa, dan lain-lain.
8. Ikatan Kimia
Ikatan kimia merupakan gaya yang
menahan berkumpulnya atom-atom dalam molekul atau kristal. Ikatan kimia yang
umum adalah ikatan ion, ikatan kovalen dan ikatan kovalen koordinasi. Pada
banyak senyawa sederhana, teori ikatan valensi dan konsep bilangan oksidasi
dapat digunakan untuk menduga struktur molekular dan susunannya. Serupa dengan
ini, teori-teori dari fisika klasik dapat digunakan untuk menduga banyak dari
struktur ionik. Pada senyawa yang lebih kompleks/rumit, seperti kompleks logam,
teori ikatan valensi tidak dapat digunakan karena membutuhken pemahaman yang
lebih dalam dengan basis mekanika kuantum.
9. Wujud Zat
Fase adalah kumpulan keadaan sebuah
sistem fisik makroskopis yang relatif serbasama baik itu komposisi kimianya
maupun sifat-sifat fisikanya (misalnya masa jenis, struktur kristal, indeks
refraksi, dan lain sebagainya). Contoh keadaan fase yang kita kenal adalah
padatan, cair, dan gas.
10. Reaksi Kimia
Reaksi kimia
adalah transformasi/perubahan dalam struktur molekul. Reaksi ini bisa
menghasilkan penggabungan molekul membentuk molekul yang lebih besar,
pembelahan molekul menjadi dua atau lebih molekul yang lebih kecil, atau
penataulangan atom-atom dalam molekul. Reaksi kimia selalu melibatkan terbentuk
atau terputusnya ikatan kimia.
Metode Ilmiah dan
Keselamatan Kerja
A. Metode ilmiah
Metode ilmiah atau dalam bahasa inggris
dikenal sebagai scientific method adalah proses
berpikir untuk memecahkan masalah secara sistematis,empiris, dan terkontrol.
Metode ilmiah berangkat dari suatu
permasalahan yang perlu dicari jawaban atau pemecahannya. Proses berpikir
ilmiah dalam metode ilmiah tidak berangkat dari sebuah asumsi, atau simpulan,
bukan pula berdasarkan data atau fakta khusus. Proses berpikir untuk
memecahkan masalah lebih berdasar kepada masalah nyata. Untuk memulai suatu
metode ilmiah, maka dengan demikian pertama-tama harus dirumuskan masalah apa
yang sedang dihadapi dan sedang dicari pemecahannya. Rumusan permasalahan ini
akan menuntun proses selanjutnya.
Dalam metode ilmiah, proses berpikir
dilakukan secara sistematis dengan bertahap, tidak zig-zag. Proses berpikir
yang sistematis ini dimulai dengan kesadaran akan adanya masalah hingga
terbentuk sebuah kesimpulan. Dalam metode ilmiah, proses berpikir dilakukan
sesuai langkah-langkah metode ilmiah secara sistematis dan berurutan.
Setiap metode ilmiah selalu disandarkan
pada data empiris. maksudnya adalah, bahwa masalah yang hendak ditemukan
pemecahannya atau jawabannya itu harus tersedia datanya, yang diperoleh dari
hasil pengukuran secara objektif. Ada atau tidak tersedia data empiris
merupakan salah satu kriteria penting dalam metode ilmiah. Apabila sebuah
masalah dirumuskan lalu dikaji tanpa data empiris, maka itu bukanlah sebuah
bentuk metode ilmiah.
Di saat melaksanakan metode ilmiah,
proses berpikir dilaksanakan secara terkontrol. Maksudnya terkontrol disini
adalah, dalam berpikir secara ilmiah itu dilakukan secara sadar dan terjaga,
jadi apabila ada orang lain yang juga ingin membuktikan kebenarannya dapat
dilakukan seperti apa adanya. Seseorang yang berpikir ilmiah tidak melakukannya
dalam keadaan berkhayal atau bermimpi, akan tetapi dilakukan secara sadar dan
terkontrol.
Karena metode ilmiah dilakukan secara
sistematis dan berencana, maka terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan
secara urut dalam pelaksanaannya. Setiap langkah atau tahapan dilaksanakan
secara terkontrol dan terjaga. Adapun langkah-langkah metode ilmiah adalah
sebagai berikut:
1. Observasi
Merumuskan Masalah / Obsevasi adalah
berpikir ilmiah melalui metode ilmiah didahului dengan kesadaran akan adanya
masalah. Permasalahan ini kemudian harus dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya.
Dengan penggunaan kalimat tanya diharapkan akan memudahkan orang yang melakukan
metode ilmiah untuk mengumpulkan data yang dibutuhkannya, menganalisis data
tersebut, kemudian menyimpulkannya. Permusan masalah adalah sebuah keharusan.
Bagaimana mungkin memecahkan sebuah permasalahan dengan mencari jawabannya bila
masalahnya sendiri belum dirumuskan.
2. Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari
rumusan masalah yang masih memerlukan pembuktian berdasarkan data yang telah
dianalisis. Dalam metode ilmiah dan proses berpikir ilmiah, perumusan hipotesis
sangat penting. Rumusan hipotesis yang jelas dapat memabntu mengarahkan pada
proses selanjutnya dalam metode ilmiah. Seringkali pada saat melakukan
penelitian, seorang peneliti merasa semua data sangat penting. Oleh karena itu
melalui rumusan hipotesis yang baik akan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan
data yang benar-benar dibutuhkannya. Hal ini dikarenakan berpikir ilmiah
dilakukan hanya untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan.
3. Mengumpulkan Data
Pengumpulan data merupakan tahapan yang
agak berbeda dari tahapan-tahapan sebelumnya dalam metode ilmiah. Pengumpulan
data dilakukan di lapangan. Seorang peneliti yang sedang menerapkan metode
ilmiah perlu mengumpulkan data berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskannya.
Pengumpulan data memiliki peran penting dalam metode ilmiah, sebab berkaitan
dengan pengujian hipotesis. Diterima atau ditolaknya sebuah hipotesis akan
bergantung pada data yang dikumpulkan.
4. Melakukan Eksperimen /
Menguji Hipotesis
Sudah disebutkan sebelumnya bahwa
hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang telah diajukan.
Berpikir ilmiah pada hakekatnya merupakan sebuah proses pengujian hipotesis.
Dalam kegiatan atau langkah menguji hipotesis, peneliti tidak membenarkan atau
menyalahkan hipotesis, namun menerima atau menolak hipotesis tersebut. Karena
itu, sebelum pengujian hipotesis dilakukan, peneliti harus terlebih dahulu
menetapkan taraf signifikansinya. Semakin tinggi taraf signifikansi yang
tetapkan maka akan semakin tinggi pula derjat kepercayaan terhadap hasil suatu penelitian.Hal ini dimaklumi karena taraf signifikansi berhubungan
dengan ambang batas kesalahan suatu pengujian hipotesis itu sendiri.
5. Perumusan Teori
Setelah menguji hipotesis maka perlunya
di rumuskan teori atau hasil yang diperoleh dari eksperimen
6. Merumuskan kesimpulan
Langkah paling akhir dalam berpikir
ilmiah pada sebuah metode ilmiah adalah kegiatan perumusan kesimpulan. Rumusan
simpulan harus bersesuaian dengan masalah yang telah diajukan sebelumnya.
Kesimpulan atau simpulan ditulis dalam bentuk kalimat deklaratif secara singkat
tetapi jelas. Harus dihindarkan untuk menulis data-data yang tidak relevan
dengan masalah yang diajukan, walaupun dianggap cukup penting. Ini perlu
ditekankan karena banyak peneliti terkecoh dengan temuan yang dianggapnya penting,
walaupun pada hakikatnya tidak relevan dengan rumusan masalah yang diajukannya.
B. Keselamatan Kerja
Setiap pekerjaan pasti ada resikonya.
Tingkat resiko tersebut ada yang kecil, ada juga yang besar. Keselamatan kerja
di laboratorium merupakan usaha atau tindakan pencegahan agar di dalam kegiatan
di laboratorium terhindar dari kecelakaan sekecil apapun. Sehubungan
dengan kemungkinan timbul bahaya-bahaya di dalam kegiatan laboratorium, maka
perlunya mengetahui bahaya yang ditimbulkan oleh benda-benda atau barang-barang
yang ada di laboratorium.
Tata tertib ini penting untuk menjaga
kelancaran dan keselamatan pekerja/praktikum di dalam laboratorium.
Berikut ini beberapa contoh tata tertib.
1. Alat-alat serta bahan
yang ada di dalam laboratorium tidak diperkenankan diambil keluar tanpa seizin
guru.
2. Alat dan bahan harus
digunakan sesuai dengan petunjuk praktikum yang diberikan.
3. Jika dalam melakukan
percobaan tidak mengerti atau ragu-ragu, hendaknya segera bertanya kepada guru.
4. Bekerja di
laboratorium hendaknya memakai jas laboratorium.
5. Jika ada alat yang
rusak atau pecah, hendaknya dengan segera dilaporkan kepada guru.
6. Jika terjadi
kecelakaan, sekalipun kecil, seperti kena kaca, terbakar, atau terkena bahan
kimia, hendaknya segera dilaporkan ke guru.
7. Etiket (label) bahan
yang hilang atau rusak harus segera diberitahukan kepada guru, agar dapat
segera diganti.
8. Tidak diperkenankan
makan, minum dan merokok di dalam laboratorium.
9. Setelah selesai percobaan,
alat-alat hendaknya dikembalikan ke tempat semula dalam keadaan bersih.
10. Buanglah sampah pada
tempatnya.
11. Sebelum meninggalkan
laboratorium, meja praktikum harus dalam keadaan bersih, kran air dan gas
ditutup, dan kontak listrik dicabut.
Untuk mencegah terjadinya bahaya yang
tidak diinginkan, penyimpanan bahan kimia perlu memperhatikan hal-hal berikut:
1. Botol-botol yang
berisi bahan kimia disimpan pada rak atau lemari yang disediakan khusus untuk
itu.
2. Jangan mengisi
botol-botol sampai penuh.
3. Jangan menggunakan
tutup dari kaca untuk botol yang berisi basa, karena lama kelamaan tutup itu
akan melekat pada botol dan susah dibuka.
4. Semua peralatan/gelas
kimia yang berisi bahan kimia harus diberi label yang menyatakan nama bahan
itu.
5. Bahan kimia yang dapat
bereaksi hebat hendaknya jangan disimpan berdekatan.
6. Bahan-bahan kimia yang
sangat beracun dan berbahaya hendaknya dibeli dalam jumlah kecil dan tanggai
pembeliannya dicatat.
7. Semua bahan persediaan
bahan kimia secara teratur diteliti.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
penggunaan zat-zat kimia, yaitu:
1. Tabung reaksi yang
berisi zat kimia tidak boleh diarahkan ke wajah sendiri atau orang lain.
2. Senyawa kimia tidak
boleh dibau.
3. Larutan kimia yang
tertuang di meja praktikum atau di lantai dibersihkan segera dengan
cara asam pekat dinetralkan dahulu dengan serbuk NaHC03. Basa kuat
dinetralkan dahulu dengan serbuk NH4CI, kemudian ditambah air
yang cukup.
4. Larutan pekat yang
tidak terpakai harus dibuang setelah diencerkan dengan air terlebih
dahulu. Mulut tabung reaksi atau bejana, selama digunakan untuk pencampuran
atau pemanasan tidak boleh ditengok langsung.
5. Senyawa/zat kimia
tertentu (asam kuat dan basa kuat) tidak boleh dicampur karena akan
terjadi reaksi yang dahsyat, kecuali sudah diketahui pasti tidak
menimbulkan bahaya.
6. Penggunaan pelindung
wajah sangat diperlukan jika menangani zat-zat/senyawa-senyawa
kimia yang berbahaya, dan jangan mengembalikan zat/senyawa kimia yang
terlanjur tertuang untuk dikembalikan ke botol asalnya.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar